Ratusan Warga Bukittinggi Laksanakan Shalat Idul Adha di Mesjid Mubarak Stasiun

    Ratusan Warga Bukittinggi Laksanakan Shalat Idul Adha di Mesjid Mubarak Stasiun
    Ustadz Yasmansyah menyampaikan khutbah setelah shalat Idul Adha di mesjid Mubarak Stasiun Bukittinggi

    Bukittinggi -  Ratusan warga Bukitinggi mengikuti Shalat Idul Adha dengan khidmat dan tertib di Mesjid Al Mubarak Stasiun Bukittinggi, pada Sabtu(08/07) pagi.

    Tampak didalam dan diluar halaman mesjid dipenuhi sebagian warga yang ingin menunaikan shalat Idul Adha dan mendengarkan ceramah dari Ustadz Yasmansyah dari Batusangkar Sumatera Barat.

    Dalam ceramah yang disampaikan Ustad Yasmansyah yang juga sebagai Ketua Baznas Tanah Datar menyampaikan, kita menjadi manusia yang terbaik di hadapan Allah dan  sesungguhnya pada diri Ibrahim ada contoh-contoh tauladan dan orang-orang yang bersamaan artinya diberikan oleh Allah sebagai suri tauladan sepanjang hidup kita.

    Dijelaskannya, Ibadah kurban pertama kali diperkenalkan oleh Nabi Ibrahim Alaihissalam (AS). Perintah berkurban datang ketika Allah SWT menguji keimanan Nabi Ibrahim dengan memintanya menyembelih putranya

    Kemudian ada tuntunan-tuntunan ibadah haji sehingga menyampaikan apabila wukuf orang di tanah suci maka di luar Mekah  Dia disunahkan untuk melakukan ibadah shalat Idul Adha dan khotbah.

    Saat diwawancarai setelah memberikan khutbah pada Idhul Adha, Ustadz Yasmansyah menyampaikan , Alhamdulillah pada hari ini 10 Dzulhijah 1443 hijrah kita melihat ada perbedaan ijtibab karena di situ sisi Pemerintah Indonesia tanggal 10  Zulhijah jatuh pada hari Minggu,  sementara Arab Saudi sudah menyampaikan bahwa wukuf di Arafah jatuhnya pada 8 Juli dan Muhammadiyah juga sudah membuat keputusan bahwa Idul Adha jatuhnya pada 9 Juli 2022.

    "Kita melihat ini mungkin bagian toleransi beragama tapi secara prinsip sebetulnya apabila sudah wukuf di Arafah itu kita sudah disunnatkan untuk melakukan shalat di penjuru dunia, " terang Ustadz Yasmansyah

    Kita berharap hal ini ke depan tentu akan menjadi dinamika kehidupan umat beragama, dan kita berharap kepada pemimpin-pemimpin kita kepada ulama-ulama kita, bagaimana kita dapat menyatukan persepsi untuk keselamatan ummat sehingga kepada masyarakat sehingga ummat tidak bingung.

    *Seperti contoh, saya mau beribadah hari ini, saya mau besok, saya mau ikut pemerintah, hingga akhirnya umat kebingungan, padahal yang diharapkan oleh agama itu adalah umat yang satu, sehingga diingatkan oleh Al-Qur'an kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk sesama ummat manusia, " imbuhannya.

    Menurut dia, sebagai umat yang terbaik adalah menyatukan bagaimana persepsi pendapat tidak termasuk kepentingan-kepentingan dunia, karena dunia ini bagi kita sama, mulai dari Presiden sampai kepada orang miskin, dunia ini adalah tempat beramal, tanpa memandang jabatan dan kedudukan, sementara akhirat adalah tempat menerima balasan.

    Ia berharap, baik itu Bukittinggi maupun seluruh Sumatera-Barat , hal-hal ini kedepan perlu disikapi dengan hati yang jernih, sehingga tidak menimbulkan sekte-sekte atau kelompok seperti ini kelompok Pemerintah, ini kelompok Muhammadiyah, tidak ada, sebetulnya itu, itu hanya pemikiran manusia,  

    "Dimata Allah kita adalah ummat yang terbaik, mudah-mudahan kita dilindungi oleh Allah SWT, " pungkasnya.(Linda Fang).

     

    bukittinggi sumatera-barat
    Linda Sari

    Linda Sari

    Artikel Sebelumnya

    Polres Bukittinggi Musnahkan Ribuan Botol...

    Artikel Berikutnya

    Wako Erman Safar Ajak Masyarakat Laksanakan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    TV Parlemen Live Streaming
    Hendri Kampai: Indonesia Hanya Butuh Pemimpin Jujur yang Berani
    Hendri Kampai: Jika Anda Seorang Pejabat, Sebuah Renungan dari Hati ke Hati
    Hendri Kampai: Indonesia Baru, Mimpi, Harapan, dan Langkah Menuju Perubahan
    Hendri Kampai: Kualitas tulisanmu adalah kualitas dirimu

    Ikuti Kami